November 26, 2008

Bercermin pada Transportasi Publik di Adelaide

Sudah hampir 2 bulan ini saya berada di Adelaide, Ibukota Negara Bagian Australia Selatan (South Australia). Ketika datang sekitar awal September 2008 lalu, saya betul-betul bingung sekaligus terkesan dengan sistem transportasi yang dikembangkan di kota ini. Bagaimana tidak, memakai jasa layanan transportasi publik sudah menjadi andalan saya sejak di Yogyakarta dengan Kopata-nya maupun di Jakarta dengan Trans-Jakarta atau Kopaja. Bukan hendak membandingkan, namun menikmati jasa transportasi publik di Adelaide bagi saya terasa lain.

Kebijakan transportasi publik di Adelaide diatur oleh lembaga pemerintah bernama Department for Transport, Energy and Infrastructure. Dalam departemen ini ada divisi transportasi publik yang bertanggungjawab terhadap tata kelola transportasi publik di Adelaide yang dikenal dengan nama Adelaide Metro (AM). Dalam penyediaan layanan transportasi publik, AM memiliki beberapa mitra seperti Trans Adelaide yakni A Government agency that provides the Adelaide Metro train and tram services.lembaga pemerintah yang menyediakan layanan kereta dan trem; Torrens Transit yang menyediakan layanan bis di jalur lingkar Timur dan Barat; SouthLink yang menyediakan layanan bis ke arah jalur lingkar Utara dan Selatan; serta Transitplus yang menyediakan layanan bis ke daerah perbukitan dan sekitarnya. Para mitra ini dikontrak untuk memberikan jasa layanan selama 5 tahun dengan opsi perpanjangan, tergantung pada kinerja dan kesepakatan nilai kontrak. Penilaian kinerja ini dilihat dari berbagai aspek; harga tiket yang diberikan, kepuasan dan keamanan penumpang serta manajemen infrastruktur (www.adelaidemetro.com.au/ diakses pada 28 Oktober 2008).

Sejauh pengalaman saya memakai transporasti publik di Adelaide, setidaknya ada 3 jenis moda transportasi publik yang lazim dikenal yaitu bis (807 buah), kereta (94), dan trem (15). Bisa dikatakan, semua jenis transportasi ini terawat dengan baik dan memakai bahan bakar gas yang lebih murah dan ramah lingkungan.

Murah dan Efisien

Rata-rata penduduk di Adelaide lebih suka menggunakan transportasi publik daripada kendaraan pribadi. George, 60 tahun, warga Australia asal Yunani yang telah 20 tahun lebih tinggal di Adelaide, mengaku lebih suka naik bis karena lebih murah, nyaman, dan relatif aman. “Saya memang punya mobil, tapi dengan naiknya harga bensin, menggunakan transportasi publik lebih efisien dan murah,” kata pria yang saya temui ketika sama-sama menunggu bis di sebuah halte di daerah Goodwood Road.

George hanya satu di antara ribuan warga kota Adelaide yang memilih menggunakan transportasi publik. Dengan kebijakan tiket konsesi, memakai jasa transportasi publik jelas lebih hemat. George memberi gambaran, jika memakai mobil, harga bensin per liter sekitar $ 1,45. Belum lagi biaya parkir yang biasanya dihitung per jam.

Pemerintah membuat kebijakan tiket konsesi bagi pelajar dan mahasiswa (termasuk mahasiswa internasional), pensiunan, veteran perang maupun orang tua. Dengan tiket konsesi ini, kita cukup membayar separo harga dari tiket normal. Sistem tiket ini dikenal dengan nama metroticket, sebuah sistem otomatis yang menggunakan strip magnetik untuk mengetahui berapa kali digunakan dan validasi jam penggunaan. Tiket ini bisa dibeli di kantor pos atau toko yang ditunjuk. Menariknya, hanya dengan membeli satu tiket, kita bisa bepergian dengan beragam jenis moda transportasi publik yang ada (bis, kereta dan trem) tanpa harus membeli tiket lagi selama dua jam. Artinya, jika kita masuk ke salah satu jenis transportasi publik pada jam 9 pagi, maka kita tidak akan terkena biaya apapun untuk bepergian hingga jam 11 pagi pada hari yang sama.

Ada tiga jenis tiket yang dikenal yakni singletrip (sekali perjalanan), multitrip (sepuluh perjalanan) dan daytrip (tiket harian). Data tahun 2005-2006 di situs Adelaide Metro menunjukkan, mayoritas penumpang menggunakan multitrip (71%) dan hanya 22 persen yang memilih menggunakan singletrip. Pilihan untuk mengunakan tiket multitrip memang beralasan. Untuk tarif normal, kita dikenakan biaya $ 15.30 jika melakukan perjalanan pada Senin-Jumat pada jam 9 pagi hingga 3 sore. Adapun tarif konsesinya hanya $ 7.30. Tiketnya berwarna hitam.

Jika kita hendak bepergian selain waktu tersebut dan pada Sabtu-Minggu, maka tarif normalnya adalah $ 27.80 dan jika menggunakan tarif konsesi hanya sebesar $ 13.80. Tiketnya berwarna merah. Untuk jenis multitrip ini bisa digunakan kapan saja selama 10 kali perjalanan, tergantung pemakaian kita. Bandingkan dengan harga singletrip yang mencapai $ 2.10 untuk harga konsesi atau $ 4.20 untuk non-konsesi.

Setiap tiket dimasukkan ke kotak yang disebut validator machine. Jangan coba memasukkan tiket yang sudah kadaluarsa atau tiket konsesi padahal kita tidak masuk dalam kategori tersebut. Jangan pula tidak memasukkan tiket sama sekali. Jika kebetulan ada pemeriksaan dan kita melakukan pelanggaran, dendanya sangat tinggi.

Jangan bayangkan ada semacam kondektur di angkutan publik. Setiap bis hanya ada satu sopir. Bila hendak naik bis, kita cukup berdiri di dekat halte dan melambaikan tangan. Jika hendak berhenti, kita cukup memencet bel yang ada di hampir tiap kursi dan sopir akan berhenti di halte berikutnya.

Tepat Waktu dan Aman

Sistem transportasi publik di Adelaide terencana baik dan dijalankan secara profesional. Setiap bis punya jadwal yang ditentukan sedemikan rupa di tiap haltenya. Artinya, kita cukup mengetahui jadwal bis melewati halte tempat kita menunggu. Misalnya, saya hendak ke Central Market di kota. Salah satu bis yang menuju ke sana bernomor 199. Bis itu akan melewati Halte 26 detak rumah saya pukul 9 pagi. Nah, kita cukup menunggu bis pada jam tersebut. Pemerintah menjamin jadwal bis tak akan jauh melenceng. Keterlambatan maksimal hanya 15 menit. Pemerintah merilis informasi jadwal dan rute bis di internet maupun melalui leaflet yang disediakan gratis di tempat-tempat umum.

Di Adelaide, menjadi lelaziman untuk mendahulukan orang tua, orang cacat, ibu hamil maupun ibu yang membawa anak ketika kita akan menaiki bis. Jika ada orang dengan kategori tersebut, sang sopir segera akan memiringkan bis agar mereka bisa naik dengan nyaman dan aman. Tak hanya itu, orang tua atau difabel juga mendapat tempat duduk di bagian depan yang lebih longgar. Penumpang difabel dengan kursi roda diberi tempat khusus agar tetap bisa duduk di kursi rodanya sendiri.

Bis di kota ini dilengkapi kamera guna mencegah terjadinya kejahatan. Di beberapa halte utama, pemerintah juga memasang kamera pengawas agar penumpang tak takut bepergian hingga larut malam. Suatu kali saya pernah bepergian dan berhenti di sebuah halte di pinggiran kota, Klemzig Station namanya. Di stasiun ini, kamera pengawas memantau segala aktivitas yang ada selama 24 jam. Selain itu, stasiun-stasiun di Adelaide juga menyediakan lahan parkir agar warga dari luar kota bisa memarkir mobil dan berganti dengan transportasi publik.

Menariknya lagi, Adelaide Metro juga menyediakan layanan bis dan trem gratis yang berkeliling di tengah kota dan berhenti di tempat-tempat strategis seperti Victoria Square, Central Market, atau The South Australian Museum. Karena itu, jika ingin berkeliling kota, kita cukup menggunakan angkutan gratis yang disebut dengan city loop ini.

Modal Komitmen

Menilik sistem transportasi di Adelaide tersebut, terlihat bahwa pemerintah sedari awal telah berkomitmen untuk menciptakan jaringan transportasi publik publik yang aman, nyaman, dan murah. Dengan sistem ini, pemerintah mengajak warganya berhemat sekaligus menyelamatkan lingkungan. Menggunakan transportasi publik, demikian kampanye pemerintah, bisa menghemat uang hingga 10.000 dollar Australia dan mengurangi gas rumah kaca hingga 3,1 ton.

Sistem transportasi di Adelaide juga mencerminkan keberpihakan pemerintah kepada pelajar dan mahasiswa, orang tua, veteran hingga pensiunan. Keamanan dan kenyamanan transportasi publik membuat orang berpikir ulang untuk memakai mobil ketika bepergian. Jika ada komitmen dan kemauan dari pemerintah, menghadirkan model transportasi publik ala Adelaide di kota-kota di Indonesia rasanya bukan mimpi.

bisa dilihat di;
http://www.ireyogya.org/ire.php?about=f31_potensi.htm

Tidak ada komentar: